Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Krisis Karakter yang Tidak Berkesudahan

Paguruan.com | OPINI GURU - KARAKTER sejatinya sangat berkaitan erat dengan seorang manusia karena setiap manusia memiliki karakter masing-masing yang membedakan antara satu dengan yang lainnya. Karakter seseorang dapat terlihat dari bagaimana pola tingkah lakunya di kehidupan sehari-hari dan dalam interaksinya dengan sesama. Karakter merupakan pembawaan seseorang individu yang berupa sifat atau watak maupun pola tingkah laku yang diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari. 
"Opini Guru Telah Terbit di Media Cetak Radar Banjarmasin"

Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008), karakter mengarah kepada serangkaian sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan.  Karakter yang dimiliki seseorang terdiri dari karakter yang baik dan karakter yang buruk. Karakter baik adalah karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan karakter yang diharapkan sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional. 
Menurut Undang-Undang Nomor 20 
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan 
Nasional (Sisdiknas) menyebutkan, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi anak agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha 
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Hal ini menandakan bahwa Pendidikan 
sangat penting dan memiliki peranan dalam pembentukan karakter anak.
Pendidikan bukan hanya sekedar transfer ilmu pengetahuan kepada anak akan tetapi melalui Pendidikan dapat memanusiakan manusia yang seutuhnya yaitu manusia yang cerdas, beradab dan berakhlak budi pekerti. Banyak sekarang didapati manusia-manusia cerdas dan berpendidikan tinggi namun tidak memiliki karakter berakhlak budi pekerti, misalkan para koruptor yang kita tahu jenjang Pendidikan mereka tidaklah main-main namun apa yang telah mereka lakukan perlu dipertanyakan. Permasalahan-permasalahan karakter ini seperti tidak ada habisnya, mirisnya karakter-karakter yang diharapkan Pendidikan sedikit demi sedikit mulai terkikis di diri anak, seperti disiplin, sopan santun, kejujuran dan lain sebagainya.
Tidak jarang ditemui anakanak usia sekolah sudah menggunakan obat-obatan terlarang, menggunakan kata-kata yang kurang sopan, menganiaya teman sekelas dan lain sebagainya.
Permasalahan ini kita sebut saja sebagai permasalahan krisis karakter, sebab setiap tahunnya permasalahan ini tidak berkesudahan bahkan seperti berlarut-larut dan semakin tambah parah.
Sebenarnya apa penyebab dari krisis karakter? Saya rasa penyebab terjadinya krisis karakter ini tidak lepas dari pengaruh media massa. Penggunaan media massa di zaman ini tidak hanya dari kalangan tua namun kalangan muda tidak terkecuali anak-anak peserta didik kita. Media massa menjadi konsumsi mereka sehari-hari tanpa dampingan orang dewasa. Padahal untuk membentuk generasi yang berkarakter dimulai dari anak-anak, dan usia anak-anak adalah usia di mana mereka suka meniru dan mencontoh apa yang mereka lihat.
Penyebab lain yaitu kurangnya perhatian dari orang-orang terdekat. Orang terdekat adalah support system yang sangat penting dalam pembentukan karakter anak. Ketika mereka perlu bercerita meluapkan emosi maka orang terdekatlah yang sangat mereka butuhkan. Dalam pembentukan karakter, guru sebagai tenaga pendidik memiliki tanggung jawab yang besar. Tugas guru bukan sekadar mengajar namun juga mendidik dan mengayomi anak.  Guru berperan sebagai role model di lingkungan sekolah, setiap kata dan ucapan guru sangat membekas di diri anak. Bahkan tingkah laku guru tidak luput menjadi contoh bagi anak-anak. Keteladanan bisa guru mulai dari hal-hal yang kecil. Misalnya membiasakan diri mengucapkan 
three magical words, yakni tolong, maaf, 
dan terimakasih. Barangkali ini terlihat sederhana dan kecil, tetapi percayalah hal-hal besar semuanya dimulai dari hal yang kecil. Di lingkungan sekolah guru menanamkan karakter-karakter budi pekerti yang baik kepada anak sekaligus memperbaiki karakter yang buruk serta memberikan pemahaman terkait karakter yang baik dan buruk. Selain guru, pembentukan karakter juga tidak luput dari peranan orang tua. Anak-anak di sekolahkan bukan berarti orang tua bisa lepas tanggung jawab. Seperti kita tahu pembentukan karakter dimulai sejak usia dini, dan sebagian besar waktu anak dihabiskan bersama keluarga sebagai orang terdekatnya. Lingkungan keluarga merupakan faktor utama dalam menyikapi krisis karakter. Oleh sebab itu, orang tua harus ikut serta memberi contoh, membimbing dan mengawasi pembentukan karakter anak agar tujuan Pendidikan yang diharapkan dapat terwujud dan permasalahan terkait krisis 
karakter tidak terus berlanjut. Dengan mengetahui peranan guru dan orang tua dalam pentingnya pembentukan karakter diharapkan krisis karakter ini tidak semakin menjadi-jadi. Guru dan orang tua harus saling bersinergi dalam mengatasi krisis ini, karena setiap pihak memiliki peranan penting masing-masing yang tidak dapat diambil alih oleh pihak lain. Guru dan orang tua harus saling bekerjasama menanamkan karakter-karakter yang baik melalui pembiasaan yang tanpa anak sadari telah membentuk karakter baik di diri mereka, dan memberikan contoh teladan untuk anak. Pengawasan orang tua juga diperlukan terkait lingkungan pergaulan anak, tontonan anak dan game-game yang sering di mainkan oleh anak.
Selain itu, penanaman agama yang kuat sejak dini pada diri anak dapat menjadi salah satu solusi membentengi anak dalam pergaulan yang akhir-akhir ini makin meresahkan. Pergeseran karakter pada diri anak sebagai penerus generasi tidak lepas dari pergaulan sehari-hari anak, maka dari itu dengan adanya penanaman agama di diri anak dapat menjaga mereka dari krisis karakter yang tengah terjadi. Tindakan-tindakan ini diharapkan dapat mengatasi dan mencegah permasalahan-permasalahan terkait karakter di negeri Indonesia. Cukup sampai di sini 
krisis karakter, jangan biarkan karakter 
buruk semakin membudaya, bersama kita 
selamatkan karakter anak penerus masa 
depan bangsa.

Penulis: "AFIFAH, S.Pd"_Guru SDN Mantuyup Kecamatan Bintang Ara Kab. Tabalong
Opini Guru
Admin Paguruan 4.0
Admin Paguruan 4.0
Admin
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar dengan Sopan!