Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Aktualisasi Nilai Pancasila dalam Perspektif Islam

Paguruan.com | OPINI GURU - PANCASILA telah menjadi kesepakatan bangsa Indonesia dengan segala pertimbangan, baik seperti letak geografis, kondisi demografi, serta kekayaan budaya nusantara. Hal ini disebut sebagai sesuatu 
yang final, Pancasila diyakini sebagai dasar yang mampu mempersatukan bangsa dari kayanya suku ras dan budaya yang dimilikinya sehingga nilai nilai Pancasila mampu mewujudkan nilai nilai toleransi antar umat beragama. 
Pancasila merupakan falsafah bangsa dan dasar Negara Indonesia, yang seharusnya menjadi kerangka dasar norma-norma bernegara dan bermasyarakat yang bermartabat Kondisi bangsa saat ini sungguh sangat memprihatinkan, dirasakan bahwa kondisi bangsa saat ini mencerminkan belum diimplementasikan dan dipraktekannya dalam kehidupan sehari-hari secara langsung. Segala perpecahan dan konflik yang terjadi sangat jauh dan tidak mencerminkan jati diri bangsa yang sesungguhnya.
"Opini Guru Telah Terbit di Media Cetak Radar Banjarmasin"

Perpolitikan yang terjadi, marak dengan isu-isu sara, budaya, agama, etnis, dan golongan, hal ini tentunya sangat berbahaya dan bibit  disintegrasi wilayah kesatuan Indonesia Perpecahan terjadi di semua sektor kehidupan berbangsa dan bernegara akibat dari kesalahan implementasi etika politik yang dilakukan di tengah masyarakat Indonesia. Konflik sengaja diciptakan di tengah masyarakat guna mencapai kepentingan pribadi dan golongan semata, nilai-nilai luhur dan peradaban mulia yang ada tergores oleh setitik tinta hitam demi sebuah transaksi politik sesat dan sesaat. Hal ini tentu sangat disayangkan bagi keberlangsungan kehidupan bermasyarakat Indonesia, yang menyisakan runtuhnya etika politik, nilai-nilai luhur budaya dan peradaban bangsa yang mulia yang terkenal ramah, santun, agamis, berperilaku baik, tulus dan budaya gotong-royong dalam setiap kegiatan sosial ditengah kehidupan masyarakat. Hal ini tentunya sangat merugikan kedaulatan, ketahanan, dan kemajemukan budaya bangsa Indonesia. Maka sangatlah penting bahwa penerapan nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat disinergikan kembali dengan ajaran-ajaran agama disekolah dan institusi pendidikan lanjutan kepada anak didik dan generasi bangsa, guna menopang keutuhan NKRI, kemandirian, kedaulatan, dan peradaban budaya dan tanah air Indonesia. Karena pada hakikatnya tidak ada satu agamapun mengajarkan tentang keburukan sikap dan tingkah laku kepada seluruh manusia. Akhir-akhir ini suara-suara untuk menegakkan syariat Islam secara keseluruhan kembali mencuat. Seruan ini disertai dengan usaha-usaha untuk menyebarkan ideologi kekhilafahan Islam sebagai dasar negara menggantikan Pancasila dan UUD 45. Bagi mereka, Pancasila dengan lambang burung Garudanya merupakan salah satu jenis kemusyrikan dan bahkan layak disebut thaghut. Jelas pemikiran seperti ini merupakan hasil pembacaan yang nominalis, pembacaan yang fokus kepada nama, bukan semangat yang dikandung nama tersebut. Dalam Pancasila, tidak ada sila-sila yang dapat menjerumuskan ke dalam sistem kesyirikan atau ke-thaghut-an. Coba perhatikan baik-baik lima sila dalam Pancasila. Semuanya merupakan pesan-pesan yang bersesuaian dengan nilai universal Islam. Ketika membandingkan semangat nilai yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 45 dengan nilai-nilai universal Islam lewat kacamata pemikiran mereka, niscaya kita akan sampai kepada kesimpulan bahwa kedua dasar negara ini sesuai dengan maqasid al-syariah. Pancasila memiliki esensi penting mengenai keagamaan. Namun, hal yang juga penting untuk diketahui oleh umat Islam, bahwa dipilihnya Pancasila dan bukan Islam sebagai Ideologi negara tidak semata-mata dimaksudkan demi memelihara kedamaian dan kerukunan, melainkan juga karena Al Qur’an dan Hadits tidak secara eksplisit mewajibkan orang Islam mendirikan negara Islam. Sehingga Pancasila bukan merupakan ide sekuler, melainkan menyatukan antara kehidupan agama dengan kehidupan sosial bermasyarakat. Bahkan di setiap sila dalam Pancasila memiliki arti tersendiri yang sejalan dengan nilai-nilai Islam, atau Pancasila merupakan hasil manifestasi dari nilai-nilai Islam itu sendiri.
Penjelasan mengenai kesamaan antara Pancasila dengan nilai-nilai Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an: Ketuhanan Yang Maha Esa : Ketauhidan & Hablum Minallah  Sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” merupakan sendi tauhid di dalam Islam. Hakikat tauhid di dalam Al-Qur’an sangat jelas termaktub dalam surat al-Ikhlas ayat 1-4 “Katakanlah Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang kepada-Nya segala sesuatu bergantung. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” Sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” mencerminkan hubungan antara manusia dengan 
sesamanya (Hablum Min An-Nâs). Apabila dalam hablum min Allah kedudukan manusia sebagai hamba, maka dalam hablum min an-nâs hubungan manusia dengan sesama manusia, dan berada 
dalam posisi khalifah fil-ardhi. Dalam isi sila ini berkaitan dengan syari’ah, yaitu termasuk ke dalam ibadah sosial, 
yang mencakup bidang kemasyarakatan, yang dalam Islam didasarkan pada sikap saling menghormati.
Sila ketiga yang berbunyi “Persatuan 
Indonesia” mencerminkan ide ukhuwah 
insaniyah (persaudaraan manusia) dan ukhuwah Islamiyah bagi sesama umat Islam. Allah berfirman dalam AlQur’an Surat Ali Imran ayat 103” “Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai,…”
Sila keempat berisi “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, yang sejalan dengan prinsip Islam yaitu Mudzakarah dan Syura. Prinsip syura merupakan dasar dari sistem kenegaraan Islam (karakteristik negara Islam). Uniknya, prinsip syura ada di dalam 
Pancasila. Ini membuktikan bahwa perumusan Pancasila diambil dalam bentuk 
musyawarah bersama berbagai kalangan 
untuk mencapai kesepakatan. Dalam QS. Asy-Syura 38 : ” “(bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka…” Sila kelima berisi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, sejalan dengan prinsip keadilan dalam Islam. Sila ini sangat menjunjung tinggi keadilan, semangat yang selalu digaungkan al-Quran dalam berbagai ayat-ayatnya. Dalam al-Quran, menjunjung tinggi keadilan merupakan bentuk amal yang dekat dengan ketakwaan. Ayat-ayat yang berbicara mengenai keadilan dapat dilihat pada QS. an-Nisa: 58, 135, al-Maidah: 8, al-An’am: 152-153. Secara umum bahwa Pancasila mengandung nilai-nilai ke-Tuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan, yaitu sebuah nilai-nilai universal yang luhur. Semangat dari nilai-nilai Pancasila tersebut sangat sesuai dengan 
nilai-nilai Islam. Bahkan apa yang diusung oleh Pancasila secara keseluruhan menjadi visi Islam dalam risalahnya. Kesalehan orang beriman sebagai hamba terhadap Allah (‘abd Allah) bermuara dan berdampak langsung pada kesalehan dalam relasi-relasi sosial horizontal. Kedua aspek ini menjadi ciri keseimbangan ajaran Islam. Oleh karena itu, yang seharusnya menjadi pikiran kita bersama adalah nilai-nilai Pancasila secara substansial tidak bertentangan bahkan bersesuaian dengan Islam sehingga muslim 
yang mengaktualisasikan pancasila dalam kehidupannya berarti ia juga telah mengaktualisasikan nilai-nilai Islam, sebaliknya aktualisasi nilai Islam pun berarti telah menerapkan nilai Pancasila.

Penulis : "Edi Sucipto, S.Pd.I_Guru PAI di SMAN 1 Jaro Kab. Tabalong"
Opini Guru
Admin Paguruan 4.0
Admin Paguruan 4.0
Admin
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar dengan Sopan!